Sebelum saya membahas masalah kontribusi koperasi di era perdagangan bebas, saya akan menjelaskan sedikit tentang perdagangan bebas itu sendiri.
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Di Indonesia saat ini perdagangan bebas sedang hangat-hangatnya dibahas. Ini karena konsep tersebut sedang diterapkan oleh seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Di Indonesia nampak masyarakat Indonesia lebih banyak yang menolak adanya perdagangan bebas ini. Karena ini dirasa hanya akan memberikan menguntungkan perusahaan-perusahaan besar.
Adanya anggapan bahwa perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan merusak industri local, semakin meyakinkan masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menolak adanya perdagangan bebas ini masuk ke Indonesia.
Jika kita perhatikan adanya perdagangan bebas ini akan menimbulkan persaingan yang sangat besar antara negara (terutama negara-negara maju), mereka akan berlomba-lomba menjual produknya serendah mungkin yang menyebabkan standar hidup dan keamanan yang lebih rendah.
Presiden SBY optimis negara kita akan mampu ikud bersaing dalam perdagangan bebas ini, namun berbeda dengan para produsen lokal di Indonesia. Mereka sangat pesimis terutama jika persaingan tersebut dilakukan dengan negara cina.
Namun jika kita ambil sisi positifnya. Kita dapat mulai mencoba bersaing. Jika kita yakin akan kualitas produk kita, kita harus percaya diri bahwa produk yang kita hasilkan akan menarik banyak minat negara lain. Dan disinilah fungsi koperasi sangat dibutuhkan.
Pemerintah harus benar-benar menyiapkan dana yang banyak lewat koperasi untuk membantu para produsen kecil untuk dapat menghasilkan barang-barang sehingga para produsen tidak perlu bingung lagi untuk menghasilkan barang produksi, dan mereka hanya cukup memikirkan produk apa yang akan mampu menarik dunia sehingga akan menjadi devisa bagi negara kita.
Koperasi di era perdagangan bebas
Koperasi Konsumen
Koperasi Komsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
Kegiatan utama koperasi ini adalah membeli barang atau jasa.
Koperasi Komsumen Menjembatani produsen dengan konsumen yang membutuhkan barang-barang atau jasa, atau bisa dibilang koperasi ini bisa disebut Perantara antara produsen dan konsumen.
aktifitas koperasi konsumen:
1. pembelian
2. penjualan
3. pengeluaran kas
4. penerimaan kas
Rekening-rekening Koperasi Konsumen:
1. Rekening Pembelian
2. Partisipasi bruto anggota
3. Partisipasi Neto Anggota
4. Pendapatan dari non anggota
5. Beban perkoperasian adalah
6. Sisa Hasil Usaha (SHU)
7. Rekening Persediaan
8. Harga Pokok Penjualan (HPP)
9. Beban Pokok
10. RekeningPotonganPenjualan/Potongan Tunai
11. Rekening Retur Penjualan
12. Rekening Potongan Pembelian
13. Beban Pemasaran
14. Beban Administrasi dan Umun
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Koperasi ini memberikan bantuan kepada anggotanya berupa pinjaman uang baik untuk keperluan komsumtif maupun untuk modal kerja. dan pinjaman ini juga tidak mesti diberikan hanya kepada anggota, tetapi juga dapat diberikan kepada orang selain anggota.
Modal koperasi ini diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi.
Koperasi Simpan pinjam merupakan koperasi yang paling sering kita temukan di daerah-daerah di Indonesia. Sistem yang ditawarkan bisa di bilang sangat menguntungkan untuk para anggota maupun yang bukan anggota dari koperasi tersebut. oleh karena itu tidak heran jika kita melihat kegiatan koperasi ini lebih seperti kegiatan saling tolong menolong antara para anggota yang saling membutuhkan.
Setiap Pinjaman akan dikenakan biaya administrasi, dan dari biaya tersebut koperasi akan mendapatkan keuntungan yang nantinya keuntungan tersebut akan dikembalikan lagi kepada para anggotanya.
MASALAH YANG DIHADAPI KOPERASI SAAT INI & SOLUSINYA
1. Masalah krisis global yang menimpa seluruh negara
masalah krisis global bukan hanya dapat dirasakan oleh negara-negara berkembang, persoalan ini bahkan sudah meresahkan negara-negara maju. Oleh sebab itu, sikap bijak pemerintah sangat dituntut dalam menyelesaikan masalah ini. jika kita ingat dengan masalah krisis moneter beberapa tahun yang lalu, peran koperasilah yang dapat membuat negara kita tidak terlalu berpengaruh dengan krisis tersebut.
Maka dari itu solusinya adalah, koperasi tetap konsisten terhadap harga yang sudah ada pada masyarakat dan tidak mengikuti harga dunia. dengan keadaan koperasi yang masih stabil, maka masyarakat akan sangat terbantu untuk tetap berproduksi dalam bidangnya dan mampu menciptakan devisa untuk negara kembali.
2. Masalah permodalan
Koperasi adalah usaha yang membutuhkan modal yang sangat besar, oleh karena itu peran pemerintah dalam membantu permodalan koperasi sangat dibutuhkan.
Solusinya adalah, pemerintah dapat memberikan modal kepada koperasi lewat APBN dan APBD.
3. Masalah sumber daya manusia
Koperasi sangat dekat kaitannya dengan orang ataupun kelompok orang. oleh karena itu koperasi tidak hanya membutuhkan modal, namun juga membutuhkan beberapa orang ahli dalam bidang-bidang tertentu agar dapat memberikan ilmu yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
Solusinya adalah, pemerintah menyediakan beberapa orang ahli yang dapat disebarkan keseluruh daerah untuk membantu koperasi dalam mendidik anggotanya.
4. Masalah persaingan dengan perusahaan besar
Jika kita lihat peran koperasi sangat jauh jika dibadingkan dengan peran dari perusahaan-perusahaan besar. ini karena sosialisasi terhadap masyarakat akan adanya koperasi sangatlah kurang, yang menyebabkan antusias masyarakat terhadap koperasi pun terbatas.
Solusinya, pemerintah memberikan sosialisasi kepada seluruh masyarakat agar mau bergabung dengan koperasi. sehingga peran koperasi terhadap perekonomian negara kembali seperti dulu, saat koperasi membantu negara dalam masa-masa krisis moneter.
Koperasi Di Sekolah
Kegiatan koperasi di sekolah, merupakan sedikit pendidikan nonformal yang memang seharusnya diajarkan sejak kita menuntut ilmu. Mendidik siswa agar mampu berkoperasi akan mampu memberikan penanaman kepada para siswa betapa pentingnya koperasi baik untuk mereka sendiri, masyarakat disekitar mereka, dan juga sangat penting untuk perekonomian negara.
Dasar pembentukan koperasi di sekolah adalah sebagai berikut:
1. Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.
2. Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa.
3. Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat.
5. Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah.
Pentingnya peran koperasi dalam menentukan kelangsungan perekonomian negara dirasa sudah cukup dirasakan oleh orang-orang yang berada disekitar linkup koperasi.
Oleh sebab itu, maka diharapkan pengenalan pendidikan pengkoperasian akan terus dilanjutkan kepada para siswa di daerah manapun.
Upaya Pemberdayaan KUD (dalam bidang pertanian)
Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan badan koperasi yang sangat dekat kaitannya dengan industry pertanian di Negara kita. Oleh sebab itu peran KUD disini sangatlah penting bagi kesejahteraan para petani di Indonesia.
Maka dari itu, KUD membutuhkan dukungan yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Dukungan modal
Adanya dukungan modal dari pemerintah melalui APBD dan APBN akan sangat membantu petani dalam kegiatannya memproduksi gabah. Pemerintah Daerah
maupun pusat dapat mengalokasikan dalam bentuk dana bergulir.
Model ini sudah dilakukan oleh Pemda Jembrana Bali, yakni memberikan dukungan
modal kepada LKM dan Koperasi. Program LUEP bukan sekedar dana talangan lagi
namun dijadikan modal penyertaan atau pinjaman lunak pada KUD untuk jangka
waktu tertentu.
b. Profesionalisme pengurus dan manajer
Profesionalisme dalam mengurus koperasi sangat dibutuhkan, karena petani tidak hanya membutuhkan modal materi namun juga memerlukan bantuan dalam ménage mereka agar benar-benar dapat berhasil.
c. Kemitraan yang berkelanjutan
KUD membutuhkan mitra yang dapat membantu kinerja mereka. Sebagai contoh, KUD dapat menjalin kemitraan dengan bank-bank Negara sebagai penyedia dana untuk modal usaha mereka.
d. Dukungan dari pemerintah
Seperti pada uraian pertama, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan oleh para petani. Selain dana yang cukup besar, juga ilmu-ilmu yang dapat diberikan dari para ahli yang dapat membantu petani mengembangkan ilmu dan diimplementasikan kepada usaha mereka.
e. Dukungan dari anggota
Dengan kemampuan KUD membeli gabah petani dengan harga pantas dan penyediaan pupuk dengan harga bersaing, maka anggota dengan sendirinya akan senang bertransaksi dengan KUD.
f. Mengutamakan pelayanan kebutuhan anggota
Pelayanan yang diberikan KUD kepada anggota seharusnya disesuaikan dengan
kebutuhan anggota. Misalnya, mayoritas anggota adalah petani maka seharusnya
penyediaan pupuk dan pembelian gabah menjadi bisnis utamanya.
Tugas Ekonomi koperasi / Apakah kontribusi koperasi dapat membantu perekonomian negara / 202 08 796
jika ada pertanyaan, apakah kontribusi koperasi dapat membantu perekonomian negara
jawaban yang terlintas pada pikiran saya berdasarkan informasi yang saya ketahui:
Bisa, karena terbukti koperasi mampu menjadi penyelamat ekonomi bangsa saat dilanda krisis ekonomi. Ini juga karena koperasi sangat membantu masyarakat kalangan menengah kebawah untuk lebih dapat bersaing dengan usaha yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha kalangan atas. Usaha kecil menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengusaha besar hanya 0,2% sedangkan Pengusaha Kecil, menegah dan koperasi mencapai 99,8%.
Tapi pada kenyataannya kontribusi yang diberikan oleh koperasi terhadap perekonomian negara sangatlah sedikit, ini dikarenakan kurangnya perhatian semua pihak terhadap sector ini. Koperasi masih cenderung menempati ekonomi pinggiran (pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN.